Menu

Tuesday, June 16, 2015

Bali Pulina, Tempat Menikmati Kopi Luwak Bal

Selain untuk mengembangkan pariwisata di daerah Tegalalang, Agro Wisata Bali Pulina ini dibuat untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal sekitar, dan membantu para petani kopi lokal untuk menyalurkan kopinya. Begitulah yang menjadi tujuan pemilik Bali Pulina Agro Tourism, I Nyoman Diana, yang berada di Banjar Pujung Kelod, Desa Sebatu, Kec. Tegalalang. Berdiri sejak 19 Januari 2011, Bali Pulina ingin mengenalkan kopi luwak, yang merupakan produk utama di sini, bagi masyarakat lokal sendiri, serta para turis, baik domestik maupun mancanegara. “Di sini mereka, bisa melihat proses pembuatan kopi, terutama kopi luwak, yang diolah dengan cara tradisional,” ujar Manajer dari Bali Pulina Agro Tourism, Ni Wayan Suniati.


Berbagai tanaman kopi dan juga coklat juga ditanam langsung di sini. Para pengunjung dapat berkeliling area Bali Pulina, melihat kebun-kebun yang selain ditanami kopi dan coklat, juga berbagai herbal dan buah-buahan. Tak hanya itu, bisa mengetahui bagaimana cara perawatannya, dan bisa melihat langsung luwak-luwak sebagai penghasil kopi luwak, yang juga turut dikembangbiakkan oleh Bali Pulina. Selain memang tampil dengan bangunan tradisional, berbagai peralatan pembuatan kopi dan juga peralatan sawah yang ada merupakan barang-barang tradisional khas Bali tempo dulu. Tujuannya, agar anak-anak muda yang datang teredukasi dan mau ikut melestarikan kembali budaya tradisional Bali. Karena dari awal pengolahan hingga menjadi kopi yang siap dinikmati oleh orang-orang dilakukan secara tradisional, Bali Pulina ingin memberi penjelasan kepada masyarakat mengapa harga kopi luwak yang dibanderol selama ini tidak murah. Selain dengan cara yang masih manual dan tradisonal, kopi luwak pun tak dapat dilakukan secara mass production.


Para pengunjung dapat berwisata di Bali Pulina ini mulai dari pukul 07.00-19.00 Wita. Selain pada saat Nyepi, tempat ini beroperasi setiap harinya. Ke depannya, Bali Pulina berencana untuk mengadakan kegiatan bercocok tanam di sawah sebagai bagian dari aktivitas para pengunjung di sini. Harga tiket masuk untuk saat ini adalah Rp 100.000 untuk para tamu lokal. Dengan biaya tersebut, para pengunjung akan mendapat pengalaman wisata tentang kopi luwak itu sendiri, dan yang tak kalah menarik adalah pemandangan yang ditawarkan. Para pengunjung dapat berkeliling area Bali Pulina yang memiliki luas sekitar 1,5 hektare ini. Pemandangan sawah yang berundak-undak jadi satu di antara yang ditonjolkan oleh Bali Pulina. Bahkan, saat ini terdapat anjungan dari dek kayu yang berbentuk daun kopi. Area yang telah ada selama dua bulan ini, kemudian jadi spot favorit para pengunjung. Baik untuk menikmati suasana, hingga tak lupa mengabadikannya dalam bentuk foto. Biaya tersebut juga sudah termasuk kopi dan juga snack yang dapat dinikmati para pengunjung. Sebelumnya para pengunjung juga akan disuguhkan delapan jenis minuman secara gratis. Yang terdiri dari lemon tea, ginger tea, ginger coffee, ginseng coffee, chocolate coffee, pure cocoa, vanilla coffee, dan Bali coffee.

Desa Celuk

Masing-masing desa di Bali memiliki keunikannya tersendiri. Termasuk dengan Desa Celuk yang dikenal sebagai desa yang menawarkan wisata kerajinan emas dan perak. Sebagai desa wisata, Celuk tiap harinya dikunjungi oleh para wisatawan yang penasaran dengan pembuatan emas dan perak oleh para pengrajin dan seniman. Mutu kerajinan emas dan perak Desa Celuk bermutu tinggi.

Tak hanya diperbolehkan melihat, para wisatawan yang datang pun berkesempatan untuk memiliki aneka kerajinan yang terbuat dari emas-perak tersebut dengan membelinya langsung dari hasil karya para seniman. Mayoritas penduduk Desa Celuk bermata pencaharian sebagai pengrajin emas dan perak.



Mereka rata-rata terampil dalam mengembangkan kreasi desain dan variasi kerajinan emas perak sehingga tak heran kalau produksinya mampu menembus pasar nasional maupun internasional. Berbagai macam perhiasan yang telah dihasilkan bisa langsung dinikmati dan dimiliki oleh pengunjung. Beragam jenis kreasi dan variasi perhiasan, baik sebagai cendramata maupun komoditi ekspor diproduksi di desa ini seperti cincin, gelang, kalung, anting-anting, giwang, bross dan berbagai jenis perhiasan lainnya.

Kualitas kerajinan yang telah dihasilkan masyarakat Celuk tak mesti diragukan lagi karena sudah teruji selama puluhan tahun. Demikian juga dengan kuantitas, jika Anda membutuhkan kerajinan emas dan perak dalam jumlah yang banyak, para pengrajin sudah terlatih membuat kerajinan tersebut dalam jumlah massal.



Lokasi Desa Celuk sendiri bisa dikatakan lumayan mudah untuk dijangkau yakni terletak di Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Lokasinya tersebut sangat strategis karena terletak di jalur wisata Batubulan—Sukawati—Ubud—Kintamani, dimana juga berada dalam jaringan pengrajin seperti Desa Batubulan, Desa Batuan, dan Desa Mas.